Rabu, 08 Agustus 2012

Peluang Bisnis Money Changer belum Dilirik

TEMPAT penukaran mata uang asing atau money changer di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) belum tersedia. Padahal, peluang usaha money changer itu cukup menjanjikan. Betapa tidak, berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud Kobar), wistawan mancanegara yang mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) pada 2011 mencapai 7000 orang lebih. Banyaknya jumlah wisatawan berdampak pada besarnya nilai perputaran uang di Kobar yang mencapai Rp36 miliar per tahun.

Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kobar, Thomas Sari Wuwur mengatakan, meski terbilang cukup menjanjikan, saat ini di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) belum tersedia pelayanan money changer.

Selain itu, kata dia, adanya money changer akan memudahkan para pelaku wisata menukarkan uang. Tidak seperti di bank, prosedur penukaran uang terlalu berbelit. "Begitu juga di Kobar. Padahal Kobar adalah daerah wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara. Kok tak ada <>money changer<>," kata dia kepada Metamorfosisnews, Selasa (7/8).

Menurut dia, para wisatawan mancanegara biasanya mengeluarkan uang sedikitnya US30 dollar hingga US300 dollar atau senilai Rp300 ribu hingga Rp3 juta setiap transaksi penukaran uang. Khususnya, para wisatawan mancanegara. "Yang dibutuhkan biasanya mata uang asing Ponsterling, Euro dan US Dollar."

Sementara itu, menurut Pimpinan BNI Cabang Pangkalan Bun, Sumadi, meski belum ada money changer secara resmi, para wisatawan asing bisa menarik uang di ATM Bank BNI. "Mata uang mereka, biasa langsung dikonversi menjadi rupiah saat ditarik."

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) Palangkaraya siap membuka peluang kepada pihak ketiga untuk menyediakan pelayanan money changer di Kobar. Karena itu, Bank BI akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Ia juga memastikan BI Palangkaraya akan berkoordinasi dengan pusat agar dapat mengupayakan penyediaan pelayanan money changer. "Akan diupayakan agar bank-bank devisa lebih memperhatikan dalam persoalan ini. Terutama di Kobar."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar