Jumat, 03 Agustus 2012

Call Center PLN Kebanjiran Keluhan


KRING....kring....kring, malam itu, Selasa (1/8), suara telepon milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) berbunyi tanpa henti. Petugas call center pun terlihat sibuk mengangkat telepon dari para pelanggan PLN.

Hampir sepanjang malam, telepon itu terus berbunyi. Selesai panggilan dari pelanggan yang satu, bunyi lagi suara panggilan telepon dari pelanggan lainnya. Petugas call center pun dengan sabar mendengarkan keluhan para pelanggan PLN itu. Ternyata, malam itu, aliran listrik di kabupaten yang berjuluk Bumi Marunting Batu Aji itu padam.

Sontak, para pelanggan PLN ingin tahu penyebab dan alasan PLN memadamkan listrik pada malam itu. Petugas call center pun dengan sabar dan hati-hati menerangkan penyebab terjadinya pemadaman itu kepada setiap penelepon itu. Padamnya listrik pada malam itu diakibatkan adanya gangguan hewan. Ialah monyet yang membuat aliran listrik dari EEI ke PLTD Kumai dan ke Pangkalan Bun, menjadi tak stabil. Monyet itu pun tersengat listrik. Alhasil, terjadi konsleting listrik dan ledakanpun tak bisa terelakan, sehingga EEI secara otomatis memutus hubungan aliran tersebut.

Dari penjelasan petugas call center itu. Tanggapan para pelanggan PLN bervariasi. Ada yang marah, ada yang menerima, ada juga yang meminta agar PLN segera memperbaiki kerusakan itu. Sumpah serapah dan kata-kata kotor pun bertaburan dari mulut para pelanggan yang tak menerima atas penjelasan PLN. "Tiap tutup telepon, bunyi lagi. Terus itu sampai pagi. Banyak yang marah. Dosa katanya PLN itu, orang mau buka, orang mau solat terhambat karena listrik mati. Tapi ya sabar. Siapa sih yang mau listrik padam. PLN juga rugi kalau padam itu. Selain fisik petugas PLN yang terkuras, pemasukan bagi PLN pun jadi berkurang."

Di sisi lain, lamanya pemadaman itu dikarenakan, EEI harus menunggu air laut pasang. Air laut berfungsi untuk mendinginkan turbin harus bisa dipompa masuk secara sempurna untuk mengisi <>cooling system<>. Setelah itu baru menyalakan boiler untuk menghasilkan uap sebagai produsen daya listrik. Pada kondisi air normal, hanya perlu waktu 2 jam untuk menyalakan mesin. Artinya, jika kejadiannya pada pukul 18.30 WIB, pada pukul 20.30 WIB listrik di Kobar sudah bisa nyala. Namun, air laut baru pasang sekitar pukul 01.00 WIB. "Mesinnya itu sudah dingin kalau kelamaan nunggu. Jadi harus dipanaskan dulu, baru dioperasikan. Jadi sampai jal 05.00 WIB," kata Pelaksana Harian (Plh) Plan Manager PT. Ekploitasi Energi Indonesia (EEI) Poniran.

2 komentar: