Senin, 06 Agustus 2012

Astra Kebangkan IGA 1.019 KK

PT Astra Agro Lestari Area Borneo 1 (B-1) mengembangkan program Corporate social responsibility (CSR) dengan sistem Income Generating Activity (IGA) sawit untuk 1.019 kepala keluarga. Perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah (Kalteng) itu, membuka lahan seluas 2.700 hektare untuk melaksanakan program IGA tersebut.

"IGA sawit dilaksanakan oleh 8 anak perusahaan PT Astra di Kobar dan Lamadau. Ada 21 desa di kawasan ring 1 perusahaan yang telah mendapatkan proram IGA," ujar Direktur PT Astra Agro Lestari Area B-1, Bambang Wijanarko, kepada Metamorfosisnews disela-sela acara Buka Bersama dengan Insan Pers Wilayah Kabupaten Kobar dan Lamandau, di Swiss bellin, Jumat (3/8).

Menurut Bambang, ribuan KK tersebut mayoritas bermatapencaharian berladang. Namun, pendapatan dari hasil berladang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, PT AAL menawarkan program IGA kepada ribuan KK tersebut. Selain mendapatkan mata pencaharian tetap, pendapatan mereka juga bakal terus meningkat seiring bertambahnya usia tanaman sawit. "Ini program kemitraan. Jadi harus simbiosis mutualisme. Pembayaran pinjaman pembangunan kebun sawit, secara diangsur dari hasil panen sawit. Penjualan hasil panen juga dijual kepada kami."

Program IGA ini, lanjut dia, akan terus bergulir hingga mencapai 20% dari keseluruhan luas lahan yang dimiliki PT Astra Agro Lestari. Total luas lahan PT Astra Agro Lestari saat ini mencapai sekitar 50 ribu hektare. Artinya, program IGA ini akan terus berlanjut hingga luas lahannya mencapai 10 ribu hektare. "Sekarang baru 2.700 hektare. Terus bertahap. Ini sama halnya dengan plasma. Dana yang telah digelontorkan PT Astra Agro Lestari untuk Program IGA mencapai 16,5 miliar."

Sementara itu, Head Of Media CBI (Borneonews dan Palangka Pos), Yohanes Widada mengapresiasi terhadap program kemitraan yang telah dilaksanakan PT ALL. Hal itu sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Saat ditanya soal hubungan perusahaan dengan media massa, Yohanes meminta perusahaan harus mulai membuka diri terhadap media massa. Menjalin kemitraan dengan media, bakal menyajikan informasi secara berimbang. Selama ini media massa kesulitan untuk menggali informasi dari pihak perusahaan. Karena itu, berita mengenai perusahaan muncul saat terjadi konflik antara perusahaan dengan masyarakat. Meskipun hadirnya perusahaan di tengah masyarakat mempunyai banyak sisi positif. "Perusahaan dengan media harus saling terbuka. Selain berita menjadi berimbang, ini juga bakal berdampak pada sisi bisnis."

1 komentar: